Monday, June 22, 2020
Wednesday, June 17, 2020
Obgyn - Fisiology & Endokrinology Kehamilan (Obstetrics)
Fisiologi Kehamilan
Tanda kehamilan
Pasti: USG, DJJ, Janin bergerak
Tidak pasti: amenore, mual-muntah, pembesaran perut, perubahan BB
Asuhan antenatal ideal minimal 4x: pada trimester 1 (<16 minggu), trimester 2 (24-28 minggu), trimester 3 (30-32 minggu) dan pada trimester III (usia 36-38 minggu).
selama kontrol kehamilan berikan suplementasi zat besi elemental 60mg (setara 320mg sulfas ferosus) dan asam folat 400mcg, kalsium 1,5-2gr (untuk mencegah preeklamsia pada ibu).
vaksinasi TT:
-I (sedini mungkin saat kunjungan pertama hamil),
-II (4 minggu setelah TT1)
-III (6bulan setelah TT2)
-IV (1 tahun setelah TT3)
-V(1 tahun setelah TT4)
Hasil pemeriksaan USG kehamilan, usia 5mgg sudah dapat diketahui DJJ dengan USG dan menurut AlQuran anak sudah ditiupkan roh saat usia 40 hari.
-trimester I: gestasional salk(5mgg), crown rump length
-trimester II: femur length, biparietal diameter
-trimester III: pantau segala hal amnion, letak talipusat, posisi, dan lain-lain.
HPHT neagle:
rumus 1 (hari -7, bulan kurang 3, tahun tambah 1)
rumus 2 (hari+7, bulan tambah 9, tahun tetap)
Mc Donald Tinggi Fundus Uteri UK 20-36 minggu (+/- 2cm)
*12 minggu simfisis
*14-16 minggu mid pusat-simfisis
(<20mgg: 1 jari 1 minggu)
*20 minggu sepusat/ bbrp literatur 22 minggu
(>20 mgg: 1 jari 2 minggu)
*36-38 minggu setinggi xiphoid
*40 minggu turun krn kepala masuk pelvis
Endokrinology Kehamilan
* Hipertensi Kehamilan
Hipertensi kronik TD > 140/90 mmHg sebelum hamil/ < 20 minggu usia kehamilan, tanpa proteinuria. terapi kalsium 1,5-2 gt/hr dan aspirin 75mg mulai dari usia kehamilan 20 minggu. bila sebelumnya minum ACE-ARB-Klortiazid harus dihentikan karena kontraindikasi pada kehamilan.
Hipertensi gestasional TD > 140/90 mmHg > 20 minggu usia kehamilan ( sebelumnya tidak ada riwayat) tanpa ada proteinuria.
Super imposed preeklamsia pada hipertensi kronik lalu pada saat usia kehamilan >20 minggu proteinuria +2/+3 atau trombosit <100.000
Preeklamsiajika >20 minggu usia kehamilan
ringan jika TD TD > 140/90 mmHg proteinuria +1 (>300mg/24 jam)
Berat jika TD > 160/110 mmHg protein uria +2/+3 (>5gr/ 24jam)
Impending Eklamsia: disertai sakit kepala hebat, gangguan visual, edema paru/ gagal jantung kongestif, oliguria, dan peningkatan kreatinin, dan kelainan organ lain
Hemolytic Elevated Liver enzym Low platelet Syndrom: parsial dan total (trombositopenia <100.000, peningkatan SGOT/SGPT)
terapi: suportif jalan nafas dan oksigen, syarat MGSO4 refleks patella(+) output urin <0,5cc/kg/jam dan tidak ada depresi nafas (siapkan Ca glukonas sebagai antidotum), MGSO4 (NMDA) bekerja dengan menghambat saluran kalsium sehingga merelaksasikan pembuluh darah.
-MGSO4 40% IV initial (4gr/10cc dalam 100cc ringerlaktat infus selama 10-20 menit), maintenance (6grm dalam 500cc RL berikan 1-2gr dalam 1jam atau 20-30tpm)
-MGSO4 40% 5gr (12,5cc) di Boka dan boki bila akses IV sulit
Eklamsia kejang umum dengan/ tanpa koma, disertai gejala preeklamsia berat, terapi terminasi kehamilan.
*Diabetes Gestasional
nilai normal GDP Hamil <92
nilai normal GD1PP < 180
nilai normal GD2PP < 153
terapi hanya insulin, karena OHO teratogenik.
Obgyn - Patologis Kehamilan Awal (Obstetrics)
Hiperemesis gravidarum
muntah-muntah yang terjadi pada puncat trimester 1 dan timbul gangguan manifestasi klinis (penurunan BB, dehidrasi, ketogenesis pada dipstik urin). komplikasi lebih lanjut yaitu gangguan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia), dan ketosis
faktor risiko terjadi karena pengaruh hormon hCG terutama pada gemeli dan mola.
grade
I: mual muntah, penurunan BB, nyeri epigastrium, turgot kulit berkurang, dehidrasi
II: kesadaran apatis, dehidrasi ringan, ikterus ringan, turgor jelek, bau aseton, makan minum muntah.
III: kesadaran menurun somnolen-koma, dehidrasi, ensefalopati
tatalaksana: small frequent feeding, pemberian promethazin 5-10mg 3-4x perhari, doksilamin 10mg & vitamin B6 (piridoksin),, metoklorpamid 5-10mg peroral/8jam, dimenhidrinat 8mg peroral/12 jam, ondansentron, klorpromazin, jangan berikan domperidon.
Infeksi Kehamilan
-Toxoplasma : hidrosefalus, chorioretinitis. bila IgM (=) IgG(+) IgG avidity rendah menunjukkan risiko penularan janin tinggi. IgG(+) IgG avidity tinggi risiko penularan rendah.
terapi usia hamil <18 minggu:hingga tidak terbukti ada infeksi pada janin: spiramicin 1gr/8jam bersama makan
terapi usia hamil >18 minggu (diberikan sampai lahir) pirimitamin 50mg 2xsehari selama 2hr kemudian 50mg/hari + sulfadiazin loading 75mg/kg selama 2 hari kemudian 50mg/2x sehari + asam folat 10-20mg/ hari hingga 1 minggu bebas pirimetamin
-Rubella: mata (glaukoma/ katarak), telinga, jantung
-Citomegalovirus: chorioretinitis, makrosefali
-Herpes simplex: keratokonjungtivitis, vesikel muko kutan
-Riwayat TORCH pada ibu risiko atresia bilier (tinja dempul dan urin seperti teh)
- Pemberian imunisasi hepatitis B
Ibu HbsAG (+) HBIg dan vaksin hepatitis B 0,5ml <24 jam setelah lahir
ibuHbsAg (-) vaksin hepatitis B 0,5 ml <24jam setelah lahir
Perdarahan hamil muda (<20 minggu)
Molahidatidosa
penyakit gestasional trofoblas/ hamil anggur (bila tidak hamil berarti koriokarsinoma)
perdarahan pervaginam (telur kodok), mual-muntah hebat, ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan tanpa ditemukan janin intrauterin. kuantitatif kadar hCG sangat meningkat, USG gambaran sarang tawon.
rujuk ke dr spesialis untuk evakuasi isi uterus dengan kuretase. pantau tiap 2minggu hCG serial. bila meningkat atau hCG urin belum negatif 8 minggu curiga keganasan.
Kehamilan Ektopik Terganggu
kehamilan yang terjadi diluar uterus, sebagian besar 70% di ampula tuba falopii yang kemudian ruptur menimbulkan perdarahan masif.
trias: perdarahan vagina, hipotensi (gangguan hemodinamik), nyeri perut hebat (nyeri goyang portio dan menonjol, serviz tertutup)
pemeriksaan penunjang: USG
terapi resusitasi cairan dan persiapan laparotomi
Abortus
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan <20 minggu, atau berati <500 gram. cara mengingatnya jika penyebutan mulut tertutup(imminens) berarti portio tertutup begitu sebaliknya
*abortus iminens: perdarahan sedikit, nyeri perut sedang, fundus sesuai usia kehamilan, serviks tertutup. terapi pertahankan, tirah baring, pantang senggama, pemantauan serial, beri progesteron/bhcg
*abortus insipiens: perdarahan sedang-banyak, nyeri perut sedang-hebat, fundus sesuai usia, serviks terbuka. terapi pengeluaran isi uterus baik secara spontan maupun kuretase bahaya perforasi beri oksitosin.
*abortus insipien: perdarahan sedang-banyak, nyeri perut sedang-hebat, fundus sesuai usia, serviks terbuka. terapi sesuai abortus inkomplit.
*abortus komplit perdarahan sedikit, nyeri perut sedikit, uterus lebih kecil, OUE terbuka. terapi konseling dan suportif.
*missed abortus. perdarahan tidak ada, nyeri perut tidak ada, uterus lebih kecil, serviks tertutup karena tidak ekspulsi. terapi evakuasi isi uterus (dilatasi-kuretase)
*abortus septik (abortus kriminalis): demam riwayat memasukkan sesuatu ke vagina seperti daun-daunan. terapi beri antibiotik, kemudian dilatasi dan kuretase.
*abortus habitualis: terjadi rekuren > 3x berturut-turut pada tripolidy dll. terapi dilatasi dan kuretase. bila terjadi pada trimester II karena inkompeten servix karena diameternya pendek terapi cerclage.
*blighted ovum anembrionik hanya terbentuk saccus tanpa mudigah UK14-16 minggu membesar. diagnosis dengan USG
*IUFD Kehamilan > 20 minggu USG DJJ (_), nyeri perut keluar air/ lendir/ darah/ jaringan disangkal
IUGR atau pertumbuhan janin terhambat pembagian menjadi III tipe:
I: simetris pada usia kehamilan 0-20 minggu, gangguan pembelahan/ proliferasi. karena gangguan kromosom/ infeksi janin. prognosis buruk
II: asimetris usia kehamilan 24-40 minggu hangguan pembesaran/ hipertrofi. penyebab Hipertensi Gravidarum, insufisiensi plasenta.
III: campuran usia kehamilan 20-28 inggu gangguan kombinasi tipe I & II. penyebab malnutrisi kecanduan obat/ keracunan.
Obgyn - Patologis Kehamilan Lanjut (Obstetrics)
Inkompeten Servix
keluar darah dari jalan lahir pagi hari dan nyeri abdomen bawah, terdapat riwayat keguguran, tanda vital normal, pemeriksaan USG pamjang servix 20mm (pendek). terapi dirujuk dan servix dicerclage/jepit
Vasa previa
terdapat pembuluh darah yang menutupi jalan lahir sehingga akan terjadi perdarahan berat ketika pecah ketuban dan faktor risiko emboli amnion. pemeriksaan dengan USG. stabilisasi dan sectio cesatio.
Polihidramnion
air ketuban >2000 cc, TFU >usia kehamilan. DJJ sulit didengar, BB ibu meningkat. USG AFI>24cm, maksimal kantung vertikal >8cm.
Oligohidramnion
air ketuban <500cc, TFU <usia kehamilan. USG masing-masing kuadran <1cm dan pada 4 kuadran<5cm.
pada trimester II: prognosa janin jelek, hipoplasia paru dan deformitas, IUGR, KPD. postdate amniofusion dapat dipertimbangkan.
Perdarahan hamil lanjut (>20 minggu)
Plasenta previa
implantasi plasenta dekat dengan ostium serviks (complete, partial, marginal, low lying)
perdarahan tanpa riwayat nyeri, keluar darah segar hingga dapat syok
Hindari Vaginal toucher, konfirmasi dengan USG dan pantau kesejahteraan janin
faktor risiko: Sc, Multiparitas, Usia lanjut
stabilisasi tanda vital, sc segera bila perdarahan masif atau perdarahan kedua kali
terapi ekspektatif jika kondisi stabil dan perdarahan tidak masif
pembukaan lengkap dan tanda vital ibu N: vakum ekstrasiksi, bila ibu lelah forcep
tanda vital ibu jelek: DJJ (-) pecahkan ketuban ketuban untuk mengetahui gawat janin
Solusio Plasenta
terlepasnya plasenta dari tempat implantasi, uterus menjadi tegang, nyeri perut, keluah perdarahan kehitaman atau dapat tersembunyi tetapi ditemukan syok.
faktor risiko: Trauma, Hipertensi, Versi luar, Hidramnion, Gemeli, Def. Fe (juga bisa sebabkan bayi lahir prematur)
USG untuk konfirmasi dan pantau kesejahteranan janin
Stabilisasi tanda vital, sectio cesarea. bila DJJ tidak terdengar coba lahirkan pervaginam.
Obgyn - Fisiologis Persalinan (Obstetrics)
Proses persalinan fisiologis terbagi menjadi 4 kala
KALA 1
fase terjdi pendataran dan pembukaan servix, normal multigravida < 6 jam, primi < 8 jam. pastikan bukan CPD
-fase laten bukaan sampai 3cm (sekitar 8 jam)
-fase aktif bukaan 3-10cm. 4-5cm, 5-9cm, 9-10cm (masin-masing 2jam)
pembukaan yang lama (prolonged) curiga inersia (augmentasi dengan oksitosin 5unit dalam 500cc 8tpm, tiap 30 menit naikkan 4 tpm) tidak ada kemajuan selama 4 jam/ 2x gagal induksi pada fase aktif lakukan SC (kata induksi dilakukan bila belum pembukaan diberikan oksitosin)
KALA II
terjadi proses delivery/ kelahiran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi keluar, normal pada primigravida 2 jam dan pada multigravida 1 jam.
episiotomi mediolateral dilakukan jika sudah terdapat Doran-Tektum-Perka-Vulka
kala II memanjang (distosia) bila ibu masih bertenaga (vacum) ibu tidak kuat lagi meneran (forceps)
KALA III
terjadi proses kelahiran plasenta dihitung setelah bayi lahir normalnya dalam waktu 30 menit. prosedurnya regangkan tali pusat terkendali dan masase fundus.
kelainan plasenta
-akreta: jonjot tembus basal desidua dan sentuh miom
-inkreta jonjot tembus mioma uteri
-parkreta jonjot tembus parametrium
KALA IV
fase pemantauan ibu, dimulai dari kelahiran plasenta sampai 2 jam setelahnya(dini).
pemantauan involusi uteri(laten)
-sesaat setelah lahir rahim berada diumbilikus sampai 2 jari bawah pusat.
-1 minggu: mid simfisis-umbilikus
-2 minggu: dibawah simfisis
-6 minggu: hampir normal
-8 minggu: normal
Partograf (P2TW SDKN)
P2TW (laten dan aktif tiap 4 jam)
Pembukaan servix => terdapat tanda Doran Tektum Perjol Vulka boleh di VT tdk harus 4 jam
Penurunan kepala hodge
Tekanan darah
Warna cairan amnion
Suhu: fase laten (4jam) fase aktif (2jam)
Djj 30 mnt bila tidak ada tanda gawat
Kontraksi HIS: laten (1 jam) aktif (30 menit)
Nadi: laten & aktif (30-60 menit)
Obstetrics - Patologis Persalinan & anomali kongenital anak (Obstetrics)
Prematur Kontraksi
keluhan mulas-mulas pada ibu hamil belum aterm (37 minggu), terapi
1. beta gonis (terbutalin 0,25-0,5 mg sc 3-4 jam/ 10 mcg IV) , (ritrodine)
2.hentikan HIS dengan antagonis Ca channel: nifedipin short act (4x10-30mg) long act/adalat (1x20-30mg) metildopa (2x 250-500mg) & nikardipin (5mg/jam)
3. antagonist oksitosin (atosiban) bila tersedia
4. inhibitor prostaglandin: indometasin (50-100mg) diikuti 25mg tiap 4-6 jam sekali
5. pemberian progesteron (masih kontroversi karena sebenarnya progesteron dihasilkan oleh plasenta)
6. pematang paru dengan dexametason
Ketuban Pecah Dini
Keluhan keluar air-air sebelum masa inpartu 4cm
usia kehamilan <24 minggu (terminasi kehamilan)
usia kehamilan 24-33 minggu (bila terdapat tanda infeksi atau bahaya terminasi, bila tidak beri steroid) bila terdapat tanda amnionitis beri pematang paru dan persalinan segera
usia kehamilan > 34 minggu beri pematang paru dan induksi persalinan.
faktor risiko: infeksi, polihidramnion, stress ibu, idiopatik
pemeriksaan: jangan VT cek dengan inspekulo, ferning test (gambaran pakis pada mikroskop), tes nitrasin (lakmus menjadi biru), tes fluoresen (metilen/ evans blue), rapid tes amnisure, tes diaminoksidase
terapi di tempat praktek umum: beri eritromisin 4x250mg kemudian rujuk, diberikan pematang paru bila UK < 34 minggu (beberapa literatur ada yang menyebutkan <37 minggu)
Korioamnionitis
warna cairan ketuban hijau dan berbau, teradapat tanda infeksi sistemik pada ibu (demam, leukositosis) dan takikardia pada janin. biasanya karena terlalu sering Vaginal Toucher untuk pemeriksaan pembukaan
terapi: ampisilin 2 gram IV tiap 6 jam + gentamisin 5mg/ kg tiap 24 jam
terminasi kehamilan bila pembukaan induksi sampai matang/ beri prostaglanin jika belum. alternatif SC
Endometriosis
infeksi pasca persalinan, gejala sistemik (demam, lukositosis)
pengobatan preventif di faskes pertama dengan eritromisin 4x250mg kemudian rujuk
terapi: ampicilin 2gr/6jam + gentamisin 5mg/kg perhari + metronidazole 500mg iv per8jam
Masalah Persalinan
CPD (cephalo pelvic disproportion) adalah keadaan dimana kepala bayi tidak bisa keluar melalui panggul ibu saat persalinan bisa disebabkan karena panggul sempit/ atau bayi besar
terapi: bila diagnosis tegak langsung SC , bayi mati kraniotomi/ embriotomi
Distosia bahu
bahu tidak melipat kedalam panggul "turtle sign" biasanya pada deformitas panggul atau bayi besar dengan ibu DM, sebabkan distosia kala II.
Hindari 4P (pannic, pulling/putar, pushing fundus, pivotting/putar kepala tajam)
komplikasi perdarahan maternal bisa karena robekan servix (periksa dengan perabaan fornices), pada anak fraktur humerus/klavikula, erb synd c5-6/ klumky synd c8-t1, asfiksia.
terapi distosia bahu: ALARMER
Ask for help
Lifting the legs & butocks (manuver Mc Rober: tungkai kaki diangkat ke arah lateral)
Anterior disimpaction of shoulder. 1 orang manuver massanti (suprapubik pressure untuk membuat posisi bayi anteroposterior) 1 orang manuver rubin (dengan 2 tangan adduction of anterior by pressure the posterior shoulder, rotate to obliq internal)
Rotation of shoulder. manuver wood/ corkscrew (penekanan bahu anterior/posterior janin ke arah sternum untuk mengurangi diameter bahu) dapat dibarengi dengan manuver masanti
Manual removal of posterior arrm. manual schwartz
1. masukkan tangan ke dalam vagina dan peganng tulang humerus yang berada pada posisi anterior fleksikan lengan tersebut melintang di dada bayi
2. kemudian lahirkan bahu posterior dengan cara memfleksikan tangan terlebih dahulu kemudian dikeluarkan
3. putar arah hadapan bayi sehingga tangan yang keluar tadi letaknya di anterior
Episotomi
Roll over : manuver gaskin (merubah posisi ibu menjadi knee chest position)
Malpresentasi
Letak
-sungsang:
complete breech kaki menyilang (bokong sempurna)
frank breech (bokong murni kaki kearah kepala)
footing/ inkomplit (letak kaki salah satu)
-lintang
-gemeli
Presentasi
-majemuk
teraba ekstremitas
terapi lahir spontan bila janin kecil
penanganan khusus reposisi KCP pada persalinan norma, atau SC
-muka: dagu posterior (sacrum), dagu pada anterior (simfisis pubis) pembukaan lengkap maupun tidak lengkap harus SC
-dahi: teraba sinsiput (fontanela anterior dan orbita) pembukaan lengkap lahir spontan, pembukaan tidak lengkap SC
-malposisi kepala janin (oksisiput) terhadap pelvic, normalnya UUK didepan
tidak normal pada UUK di belakang (posterior), UUK kanan/ kiri maupun lintang.
Skoring BISHOP
terapi augmentasi bila sudah pembukaan, tidaak ada obstruksi vakum/ forceps. ada obstruksi SC.
Partus lama disebabkan 3P
power:
His 4-5x 10 menit >40 detik
kekuatan meneran ibu
Passenger
-malpresentasi
-malposisi
-janin besar
passage
-CPD
-rigid servix/ vagina
-janin besar
Emboli air ketuban
trias amnion fluin syndrom (hipotensi, hipoxemi, DIC)
80% terjadi DIC sehingga terjadi gangguan fisiologi hemostasis & imbalance antara trombosis dengan trombolisis. disebabkan masuknya caitan amnion ke sirkulasi darah
Kelainan letak tali pusat: cek VT & DJJ rujuk dengan memberi O2 dan posisi KCP/tredelenberg. SC bila ada kontra indikasi
-occult prolaps: tali pusat disamping bagian terendah janin (ketuban bisa +/-)
-tali pusat terkemuka: tali pusat didepan janin dengan ketuban utuh
-tali pusat menumbung: tali pusat didepan janin dengan ketuban belum pecah
Perdarahan post partum
primer terjadi dalam 24 jam paska persalinan dengan jumlah darah >500ml. terapi oksigen dan stabilisasi tanda vital, kemudian tentukan 4T
Tonus (atonia uteri) terjadi segera dan uterus lembek pada perabaan TFU
terapi:
1. pijatan uterus
2. oksitosin 20-40 IU dalam 1 liter Nacl 0,9% 60tpm dan oksitosin 10 IU IM
3. ergometrin 0,2mg (bila tidak ada oksitosin)
4. perdarahan berklanjut beri asam traneksamat
5. siapkan kondom kateter/ kompresi bimanual
6. ligasi arteri uterina & ovarika
Tissue
-(retensio plasenta >30 menit)
oksitosin 20-40 IU dalam 1 liter Nacl 0,9% 60tpm, lakukan tali pusat terkendali dan manual plasenta
-bila plasenta tidak lahir lengkap (subinvolusi uteri) bisa lakukan eksplorasi digital/ aspirasi vakum manual/ dilatasi, kuretase
Tissue (robekan jalan lahir pada perineum maupun servix) eksplorasi, jahit, boleh diberikan as. traneksamat 1gr iv
ruptur perineum
I: vagina
II: perineum
IIIa: <50% spinchter ani eks
IIIb: >50% spinchter ani eks
IIIc: spinchter ani interna
IV: mukosa rektum dan anus
ruptur serviks pada makrosomia dan 4T yang lain sudah disingkirkan/ diatasi lakukan perabaan fornices
ruptur uteri: TFU setinggi pusat dan lembek. saat proses pelahiran kontraksi uterus tiba-tiba hilang, teraba janin, bundle ring (+), riwayat SC <2 tahun, bayi besar dan riwayat dorongan fundus. bila ruptur ringan terapi histerorafi atau histerektomi.
Trombin (gangguan koagulasi) darah tidak berhenti, encer, dan ada faktor predisposisi (IUFD, Solusio plasenta, eklamsia, emboli air ketuban)
tangani kehilangan darah dengan whoole blood, faktor pembekuan (FFP), kriopresipitat, trombosit sesuai indikasi
Inversio uteri setelah plasenta lahir keluar benjolan merah kasar seperti kaos kaki dan perdarahan. biasanya karena plasenta belum waktunya keluar ditarik, terapi reposisi manual
grade inversio:
I: terbalik uterus tapi masih di dalam uterus
II: sampai servix
III: sampai vagina
IV: keluar vagina
Prolaps uteri sering pada orang tua, multigravida.
graade prolaps uteri
0: tidak jatuh
1: uterus turun >1 cm diatass himen
2: uterus turun <1cm diatas himen sampai 1 cm dibawah himen
3: uterus turun >1cm bawah himen
4: prolaps total
Kelainan kongenital anak
-amnionitic bands: kurangnya cairan amnion sehingga pita pada dinding rahim mingakat tungkai dan tubuh janin.
-akondroplasia: tubuh kerdil tidak proporsional karena kelainan genetik
-ameli: gangguan kelahiran langka yaitu anak tanpa kaki dan tangan karena gagal berkembang
-kreatinisme: keterblakangan mental dan gangguan pertumbuhan akibat hipotiroid
-osteogensesis imperfect (tulang rentan fraktur)
-anencephal: janin tanpa kepala
Tuesday, June 16, 2020
Obgyn - Ilmu Kandungan (Gynaecologist)
Tahapan Siklus Haid
1. Sekresi GnRH oleh Hipotalamus
2. sekresi FSH & LH oleh hipofisis
3. terangsangnya Oosit primordial(primitif) menjadi folikel primer
4. folikel primer superficial matang disebut folikel de graff yang didalamnya terdapat ovum (hasilkan esterogen)
5. Hormon esterogen meningkat tinggi & progesteron rendah akan merangsang terjadinya ovulasi dan memberikan kepada hipofisis(sehingga FSH tidak dibentuk lagi)
6. ovulasi akan menghasilkan korpus albican/ korpus luteum, sel teka, dan folikel antral
7. LH akan terstimulasi untuk pro korpus luteal (mempertahankan) yang merupakan sisa dari folikel de graff, ini berfungsi untuk menggemburkan uterus
8. sel teka berperan dalam menghasilkan substrat androgen sebagai bahan sintesis esterogen
9. korpus albican memiliki masa waktu untuk mempertahankan kegemburan uterus bila tidak digantikan fungsinya oleh desidua plasenta maka akan terjadi peluruhan (menstruasi)
Cara menghitung masa subur
Siklus haid normal berkisar 21-35 hari (mayoritas 28 hari)
- bila siklus menstruasi teratur 28 hari (ovulasi biasanya 12-14 hari sebelum siklus baru)
masa subur di hari (12)-(18) hari pertama dihitung adalah hari pertama mens
- bila siklus menstruasi tidak teratur
hitung siklus menstruasi dalam 8 bulan, maka range diantara itu adalah masa subur. siklus terpendek dikurang 18 dan siklus terpanjang dikurang 11.
post menopause: terjadi setelah menopause, gejala menopause berkurang
perimenopause: meningkatnya FSH dan menurunnya esterogen, menurunnya progesteron, menurunnya testosteron. terjadi 3-5 tahunn dan siklusnya ireguler. gejala vasomotor instability, hot flashes, gangguan tidur, keringat malam, cemas/ depresi, bone changes resorbsi > formasi tulang, cardiovaskular changes, peningkatan kolesterol mempermudah aterosklerosis.
Amenore primer belum haid diatas usia 16thn dengan tanda seks sekunder/ >14 tahun tanpa tanda seks sekunder
Amenore sekunder jika belum haid dalam 3 bulan terakhir, sebelumnya silus haid teratur (atau 9 bulan jiga ada riwayat oligomenorea)
menopouse (klimakterium): 1 tahun tidak menstruasi
post menopause: terjadi setelah menopause, gejala menopause berkurang
perimenopause: meningkatnya FSH, menurunnya (esterogen, progesteron, testosteron) 3-5 tahun sebelum menopause siklus ireguler. gejala hot flashes, gangguan tidur, keringat malam, cemas/ depresi, bone changes reabsorbsi > formassi tulang, cardiovaskular changes, meningkatnya kolesterol permudah aterosklerosis.
Hipomenore: perdarahan sedikit. bisa disebabkan suntik progesteron, terapi konsumsi esterogen dosis tinggi 14-21 hari.
Hipermenore: perdarahan banyak
Menoragia: perdarahan >7 hari jumlah banyak
Metroragia: perdarahan diluar siklus haid (antara 2 siklus dengan interval tidak teratur)
Menometroragia: Gabungan meno&metro ragia
Oligomenorea: Jarang menstruasi >35 hari
Polimenore: sebulan 2x haid, siklus < 21 hr (bbrp sumber <24 hari)
Dismenorea: kram nyeri perut abdomen bawah, primer (tidak ada gangguan patologis pada panggul) sekunder (patologis seperti endometriosis, adenomiosis, mioma uteri, steanosis servix)
Nilai normal
Frekuensi: 24-38 hari
Durasi: 4-8 hari
Volume darah: 5-80ml
Pembalut: 4-6x
Abnormal Uteri Bleeding: PALM(structural) COEIN(nonstructural)
Polip: bisa terjadi dimana saja tersering pada endoservix pada lapisan stroma endo-ektoservix massa bertangkai rapuh merah/pucat. keluhan bleeding dan dyspareunia. terapi ekstirpasi/ kuretasi/ kauterisasi.
Adenomyosis: pertumbuhan jaringan endometrium saat siklus haid yang berada di dalam miometrium. gambaran USG asimetris miometrium dengan endometrial-miometrial junction. \
Leiomyoma: perdarahan abnormal yang terjadi lebih lama karena permukaan lebih luas & inflamasi kronik. predisposisi nulipara, infertilitas, riwayat keluarga. pembagian berdasarkan letak
-submukosum (letak di endometrium menonjol ke permukaan uterus) mioma geburt (mioma pd endometrium yang menonjol keluar dari servix bahkan sampai terlihat atau teraba menonjol di vagina
-intramural: diserabut mioma uteri
-subserosum: tumbuh keluar dinding uterus siliputi lapisan serosa
pemeriksaan penunjang dengan USG abdomen/ USG transvaginal
terapi: GnRH agonis, Miomektomi, Histerektomi
Malignancy: Kanker servix selskuamosa paling sering akibat infeksi HPV Tipe 16 & 18 dengan faktor risiko koitus pertama usia muda, gonta-ganti pasangan seksual,dan pasangan seksual risiko tinggi
Skrining: tes IVA tiap tahun (gamcaran lesi acetowhite), dan Pap smear tiap 3 tahun
diagnosis: biopsi (kolposkopi, cervical punch)
radiologi: rontgen thorax, MRI/CT abdomen untuk menentukan clinical staging
pencegahan: vaksin HPV sebelum onset koitus pertama, hindari perilaku berisiko. tatalaksana sesuai stage (bedah, radiasi, kemoterapi)
Stage:
-0: carcinoma in situ
-I: terbatas servix. A(<3cm) B(>3cm)
-II: keluar servix 1/3 posterior vagina, tidak sampai dinding pelvis. A(tanpa invasi) B(invasi keluar)
-III: keluar servix 1/3 anterior vagina sampai dinding pelvis. A(tidak sampai panggul) B(meluas)
-IV: sudah menginvasi vesica urinaria, rectum atau metastase organ lain
Coagulopathy
Ovulatory dysfunction (polikistik ovarium)
sering sebabkan infertil, USG didapatkan roda pedati karena ovarium polikistik
gejala: hiperandrogen: mens tidak teratur, rambut rontok, peningkatan BB, hirsutisme/ bulu kaki kasar, filtruisme/ banyak jerawat.
terapi: metformin 3x500, pil kombinasi (esterogen & progesteron), spironolakton 2x50 (inhibisi pertumbuhan rambut)
Endometriosis: endometrium tumbuh diluar korpus uterus. bisa diana-mana, biasanya merespon esterogen dan terjadinya perdarahan dan inflamasi
trias: dismenore berat, infertil, disparenia/ nyeri panggul kronis
1. cek dengan supress tes hipotalamus throught negatif feedback
2. terapi GnRH agonis untuk menurunkan LH & FSH
3. aromataase inhibitor agar hipoesterogenik
Iatrogenic: pada penggunaan KB/ terapi kedokteran lain
Not yet classified
Toxic shock sindroma adalah keracunan serius yang mengancam nyawa karena efek tampon menstruasi yang tidak hygiene sebabkan staphylococcus aureus masuk pembuluh darah dan produksi racun, menurunkan tekanan darah, ganggu fungsi hati, nafas, jantung. terapi dengan infus cairan, obat untuk meningkatkan tekanan darah, hemodialisa.
Fistula
- vesicovaginal: penonjolan dan saluran dari kandung kemih ke vagina
- anovaginal/ rektovaginal: hubungan saluran cerna ke vagina 4cm dari jalan lahir
-rektokel: bagian belakang vagina
-cistokel: bagian depan vagina
Kista
-bartolin: labia majora arah jam 5/7 karena sumbatan duktus. muncul pada usia reproduksi, sering terjadi karena gonore. terapi marsupilasi. bila fluktuasi (+) berarti abses. terapi insisi drainase
-skene: labia majora arah jam 11/1
-gartner: letak di dinding (liang) vagina anterolateral, sisa duktus wolfii/mesonefrik
-nabothi: pada servix karena retensi kelenjar endoservix pada wanita multipara. kista putih berisi mukus, bila besar menjadi nyeri.
-vulvitis kroniklesi merah gatal, riwayat luka vesikel sembuh rekuren terjadi sejak 6 bulan.
Nyeri perut bawah
-Abses tuba ovarian: nyeri perut bawah unilateral semakin memberat, nyeri tekan (+), riwayat leukorea berbau dan banyak Vaginal toucher adneksa tegang nyeri goyang (-), lab leukositosis, disertai demam dan mual-muntah.
-Kista ovarium terpluntir
-Pelvic Inflamatory Disease riwayat hubungan seksual, nyeri goyang portio, dispareunia/ nyeri senggama, discharge abnormal, haid normal. bisa sebabkan KET dan infertil, riwayat infeksi servisitis kronis tersering karena neisseria gonore.
terapi servisitis (gonore & chlamidya trachomatis): ceftriaxone 250gr singgle dose + doksisiklin 2x100mg 14 hari + (dengan atau tanpa) metronidazol 2x500mg selama 14 hari
Obgyn - Ibu menyusui dan Keluarga Berencana
Masalah pada ibu menyusui
Inverted nipple grade
I: areola ditekan puting keluar
II: areola ditekan puting keluar dan masuk lagi
III: areola ditekan puting tidak keluar
Tipe puting
Prominted/ normal
flat
inverted
pedunculated
Fissura nipple: nyeri pada puting tiap kali menyusui, lecet (+). terapi oleskan asi tiapkali menyusui
Cracked nipple: putting hancur, beri minyak hangat dan pijat payudara
Keluarga Berencana
Kontrasepsi Alamiah
-Metode Amenore Laktasi
-metode kalender yaitu berhubungan tidak pada masa subur
-senggama terputus (coitus interuptus)
-suhu basal pagi
Kontrasepsi Buatan
1. Menunda hamil PAKIS
-pil
-AKDR
-kondom
-implan
-suntik
2. Jarangkan hamil (anak <2) ASMPIK
-AKDR
-Suntik
-Minipil
-Pil Kombinasi
-Implan
-Kondom
3. Fase tidak ingin hamil lagi (anak >3) SAISKP
-steril
-AKDR
-Implan
-Suntikan
-Kondom
-Pil
*kondom pada pria, barrier diafragma pada wanita
Kontrasepsi Pasca Melahirkan
1. Metode amenore laktasi sampai 6 bulan pasca melahirkan
2. Progestin (suntik 2 atau 3 bulan)
3. minipil progestin: setelah 6 minggu
4. AKDR: setelah 3 minggu
5. jangan berikan hormon esterogen krn akan mengganggu menyusui
Kontrasepsi darurat
1. AKDR 1x pemasangan max 5 hari pasca senggama
2. Pil kombinasi
- dosis rendah 0,15 levonogestiel + 0,03 estradiol 2x2tab (evgynon, neogynon, ovral, noigrol)
- dosis tinggi 0,25 levonogestiel + 0,05 estradiol 2x4tab (microginon, mikrodial, nordetlon)
3. pil progestin: 1,5 levonogestiel 2x1 tab (postinor)
Infertil adalah pasangan belum hamil setelah 12 bulan berhubungan seks dengan durasi ideal 3-4 minggu dan usia wanita < 34 tahun
bila wanita usia >35 tahun tes kualitas telur: beri obat rangsang ovulasi
pemeriksaan: analisis sperma pada pria dan cek patensi tuba pada wanita
Monday, June 15, 2020
IKM - Komunikasi Efektif dan Penghalang Komunikasi
Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dengan penerima pesan. berikut adalah tahap-tahap dokter dalam melakkukan komunikasi efektif:
1. pertanyaan yang diajukan utamakan pertanyaan terbuka baru pertanyaan tertutup
2. dokter mendengar dengan aktif dengan bahasa tubuh yang sesuai, dengan memberikan umpan balik, refleksi isi-perasaan, dan merangkum
3. dalam memberikan informasi dokter menggunakan bahasa yang sederhana, jujur, dan lengkap agar pasien dapat paham.
4. dokter tidak memotong pembicaraan, tidak mencela, tidak melakukan asumsi, tidak melakukan evaluasi/ pelecehan terhadap tindakan pasien (baik secara verbal maupun non verbal)
Penghalang Komunikasi dapat menyebabkan komunikasi yang berlangsung tidak efektif, sehingga kita harus mencari tahu barrier-barrier apa saja pada saat komunikasi:
1. Physical barrie: fokus pasien yang terganggu karena keadaan lingkungan (cth: lingkungan berisik, tempat duduk dokter yang jauh, dokter menggunakan face shield)
2. Cultural barrier: suku budaya yang berbeda antara dokter dan pasien (cth: dokter menggunakan bahasa halus dan sopan sedangkan pasien menggunakan budaya ceplas-ceplos)
3. Langue/ semantic barrier: kendala dalam jenis bahasa, dialek, serta jargon/istilah medis di masyarakat. (cth: biasanya pada bakti sosial di wilayah bencana, dokter merupakan dokter bantuan dari wilayah lain)
4. Perceptual barrier: dugaan dan persepsi pasien yang belum tentu sama dan benar (cth: misalkan pasien ingin bertanya setelah melihat muka dokter kumisan dan terdapat codet sudah dipersepsikan pasien galak sehingga tidak jadi bertanya)
5. Interpersonal barrier: ketidakmampuan dokter dalam mengetahui dan menangkap informasi secara jelas saat anamnesis. (cth: pasien enggan menceritakan keluhannya ataupun dokter yang malas menggali informasi rasa ingin tahu)
6. Gender barrier: perbedaan jenis kelamin antara dokter-pasien sehingga pasien tidak mau menunjukkan benjolan pada daerah yang sensitiv. (cth: benjolan pada payudara)
7. Emotional/ psychologic barrier: keterlibatan emosi pemberi maupun penerima informasi. (cth: dokter baru pertama kerja sehingga gerogi saat berkomunikasi dan melakukan pemeriksaan dengan baik ke pasien).
Sunday, June 14, 2020
IKM - Rujukan Kesehatan dan Jenis Posyandu
Rujukan Kesehatan dibagi menjadi 2:
1 Rujukan Kesehatan masyarakat
- sarana: bantuan laboratorium, alat fogging, tekhnologi kesehatan
- tenaga: ahli KLB, gerakan kamtibmas
- operasional: obat, vaksin, pangan saat bencana
2. rujukan kesehatan perseorangan
- kasus/ pasien: sehingga pasien diperiksa ditempat tujuan
- spesimen penunjang diagnostik: ct: swab tenggorokan dikirim untuk PCR
- pengetahuan: tenaga/ahli yang lebih kompeten
Rujukan Medis
1. patient of transfer: antara strata Fasyankes
2. transfer of knowledges: pengiriman tenaga yang lebih ahli untuk membantu/ mengikutkan pelatihan bagi tenaga yang belum ahli
3. transfer of specime: pengiriman bahan pemeriksaan dari strata yang belum mampu
Rujukan Instansi
1. Rujukan horizontal: antar instansi yang setara
2. Rujukan vertikal antar instansi tidak setara (Puskesmas ke RS)
Rujukan antara Dokter (ISCC)
Interval: mengirim pasien kepada 1 dr. konsultan dalam jangka waktu tanpa campur tangan dr. primer
Split: pasien yang dikirim wewenang beberapa dr.konsulta (Raber interne & paru) dalam jangka waktu tertentu tanpa campur tangan dr. primer.
Cross: wewenang dialihkan sepenuhnya(alih rawat) ke dokter lain selamanya
Collateral: wewenang tanggung jawab pasien diserahkan pada dokter lain khusus masalah tertentu (Hipertensi dgn komplikasi retinopati maka dr.mata mengobati mata saja, tekanan darah tetap dokter awal)
Posyandu: adalah singkatan dari pos pelayanan terpadu yang berada ditenngah masyakat merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat (swadya masyarakat di bidang kesehatan). Posyandu memiliki program wajib yaitu KB/KIA, imunisasi, penanggulangan diare. berikut adalah pengelompokan jenis posyandu:
1. Pratama (merah)
Kader: <5
Penyelenggaraan: terselenggara <8x pertahun
Cakupan program wajib <50%
Program tambahan: tidak ada
Dana Kesehatan: Tidak ada
2. Madya (kuning)
Kader: >5
Penyelenggaraan: terselenggara >8x pertahun
Cakupan program wajib <50%
Program tambahan: tidak ada
Dana Kesehatan: Tidak ada
3. Purnama (hijau)
Kader: >5
Penyelenggaraan: terselenggara >8x pertahun
Cakupan program wajib >50%
Program tambahan: ada
Dana Kesehatan: <50% Keepala Keluarga
4. Mandiri (biru)
Kader: >5
Penyelenggaraan: terselenggara <8x pertahun
Cakupan program wajib >50%
Program Kesehatan: ada
Dana Kesehatan: >50% Kepala Keluarga
IKM - Pengetahuan tentang dokter keluarga
1. Care provider: penanganan menyeluruh, memberikan pelayanan dengan standar terbaik (highest quality)
2. Decision marker/ penentu pilihan: pertimbangkan cost-effectiveness (biaya) dan benevit vs risk untuk memutuskan segala sesuatu yang akan digunakan.
3. Communicator: berkomunikasi dengan baik terhadap individu, keluarga, komunitas menuju gaya hidup yang sehat.
4. Community leadder: mendapat kepercayaan dari masyarakat dalam menentukan segala sesuatu demi kebutuhan kesehatan masyarakat dan sebagai inspirasi kesehatan masyarakat/ individu
5. manager: bekerjasama secara harmonis kepada individu masyarakat maupun lintas sektoral. melakukan perencanaan dan menejemen pelayanan kesehatan serta memanfaatkan data kesehatan secata tepat.
Prinsip dokter keluarga
1. menjunjung tinggi etika hukum, sadar mutu biaya, patient-centered dan memandang pasien adalah integral keluarganya
2. koordinatif: doter memeriksa pasien dan meminta bantuan profesi lain (perawat memberi obat)
3. kolaboratif: prinsip interpersonil minta bantuan sesama dokter dalam menangani
4. komprehensif: mengutamakan preventif (pemberdayaan masyarakat), dibandingkan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (fisioterapi fungsional/ sosial)
5. holistik: memandang pasien dari segi bio-psiko-sosial
6. continue
7. berkesinambungan
Efektivitas jalan keluar adalah suatu jalan keluar yg bergantung pada besarnya masalah (magnitude, seberapa pentingnya jalan keluar tersebut (important), dan seberapa mudah diatasi masalah tersebut (vulnareable). hal yang dikatakan efektif belum tentu efisien.
Efisiensi jalan keluar (prinsip hemat) berhubungan dengan mempertimbangkan faktor biaya yang diperlukan, ada beberapa jalan keluar yang efektifitasnya sebanding dengan efisien, tapi bila makin besar biaya yang keluar berarti semakin tidak efisien jalan keluar tersebut.
Jenis perilaku (behavior)
- Overt adalah perilaku atau hasil dari perilaku yang dapat diamati oleh orang tersebut maupun orang lain sehingga jadi fokus pengubahan (cth: gigi berlubang pasti perilaku jarang sikat gigi)
-Covert adalah perilaku yang dapat diamati oleh orang tersebut tapi tidak bisa diamati orang lain (cth: perasaan ingin bunuh diri)
Stage of terminal ilness
1. Denial: fase penyangkalan pasien terhadap kondisi penyakit
2. Anger: kemarahan pasien
3. Bargaining: tawar menawar, pasien mau melakukan apa saja asal dapat sembuh
4. Depression: pasien jatuh dalam keadaan kesedihan
Stage Insight of illnes (tilikan penyakit)
I: true denial/ menyangkal total
II: ambivalensi: terkadang sadar dan terkadang menyangkal
III: sadar sakit tapi salahkan orang lain sebagai penyebab sakit
IV: sadar sakit dan membutuhkan bantuan, tetapi tidak tahu faktor penyebab sakit
V: sadar sakit dan faktor berhubungan dengan sakit, tapi tidak menerapkan saran dokter dalam prakteknya
VI: true emotional insight (Sehat) sadar penuh tentang situasi diri untuk capai perbuatan
IKM - Pengetahuan mengenai Keluarga
Tipe Keluarga
1. Nuclear/ konjugal family: hanya suami istri dan anak yang belum menikah
2. Extended/ konsanguinal family: nucllear family ditambah (paman, bibi, kakek, nenek, ponakan)
3. Blended/ step family: terdapatnya ayah/ ibi/ anak tiri
4. singled-parent family: satu orang tua yang hidup bersama anaknya yang belum menikah
5. commune family: orang yang tinggal bersama berbagi tanggung jawab & sumberdaya (anak asrama)
6. common law family: laki-laki dan perempuan tinggal bersama tanpa ada hubungan pernikahan dapat disertai anak atau tidak.
SIklus hidup keluarga
1. psangan baru menikah tanpa anak
2. keluarga dengan bayi (anak tertua berusia 0-30 bulan)
3. keluarga dengan anak prasekolah (anak tertua berusia 30 bulan - 5tahun)
4. keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6-12 tahun)
5. keluarga dengan remaja (anak tertua berusia 13-20 tahun)
7. keluarga dengan dewasa muda (anak pertama mulai meninggalkan rumah hingga anak terakhir)
7. keluarga paruh baya (tidak ada anak tinggal serumah, hingga masa pensiun)
8. aging family members (masa pensiun hingga kematian)
Diagnosis komunitas
1. identifikasi masalah pada suatu komunitas
2 tentuka prioritas masalah
3. analisis penyebab masalah
4. memilih/ menentukan alternatif solusi pemecahan masalah
5. implementasi solusi
6. follow-up
IKM - Program Promosi Kesehatan PKM, sasaran dan level
Program Kesehatan dasar di Puskesmas adalah basic six program pokok yang harus digunakan sebagai guideline dalam pembangunan kesehatan. tiap basic six memiliki poin-poin tersendiri lebih jelasnya dapat dilihat pada link berikut
https://www.slideshare.net/082163646064/kesehatan-dasar-basic-six-atau-6-program-pokok-puskesmas-yaitu
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA & KB
4. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
5. pengobatan dasar
6. perbaikan gizi
Pelaksanaan Program Kesehatan
Planning: menyusun rencana
Organiding: Pembagian tugas-tugas anggota
Actuating: Pelaksanaan
Controlling: setelah acara selesai
Evaluating: feedback setelah acara
Sasaran Promosi Kesehatan
Primer: yaitu sasaran langsung dari promosi kesehatan kepada target (ibu hamil)
Sekunder:tokoh yang dihormati atau disegani oleh sasaran primer (ketua RT/ tokoh agama)
Tersier: yaitu penentu kebijakan/ pembuat keputusan (advokasi ke pemegang proker Dinkes untuk pembuatan peraturan)
Level Pencegahan terbagi menjadii 3, dan mode kesehatan terbagi menjadi 5
1. Primer
a. health promotion untuk menanganai masalah nutrisi, smooking cessation (pelayanan gizi & pelayanan promkes)
b. specific protection untuk menangani masalah vaksinasi, dan protection equipment (pelayanan kesehatan lingkungan masyarakat/ lingkungan kerja)
2. Sekunder
a. early detection & promp treatment menangani screening kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit) screening terbagi menjadi 5 macam:
- mass (semua populasi)
- selective (yang berisiko saja)
- case finding (penyakit keturunan saja)
- single disease (penyakit tertentu misalnya HBsAg)
- multiphase (General check up)
b. disability limitation menangani masalah pengobatan medikamentosa (pelayanan satu hari di balai pengobatan puskesmas)
3. tertier menangani rehabilitation (fisioterapi, sarana retraining, penempatan selektif pekerjaan)
Bahaya Potensial
1. Fisik: radiasi, temperatur, bunyi (bising), listrik
2. Kimia: zat kimia padat/ cair/ gas yang dapat menimbulkan efek
3. Biologi: agen biologis seperti hewan, darah, jamur, gigitan serangga
4. Psikososial: lingkugan kerja dengan "bull-ying", beban kerja yang terlalu tinggi, tidak ada rekan kerja
5. Ergonomi: posisi tubuh yang menimbulkan stresor, seperti tinggi bangku atau gerakan berulang
IKM - Surveilans Penyakit, & statistik Insidensi-Endemi
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data informasi tentang kejadaian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhiterjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan kesehatan secara efektif dan efisien menurut Permenkes no 45 thn 2014. secara sifat surveilan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pemerintah (petugas kesehatan) secara aktif mengumpulkan data kejadian suatu penyakit dengan cara turun ke lapangan
2. pemerintah secara pasif menerima laporan bulanan reguler yang dilaporkan oleh pelayanan kesehatan
Hasil Surveilans yang diharapkan:
1. Cepat informasi yang diperoleh (rapid) dan tepat (timely) sehinga memungkinkan identifikasi dan penatalaksannaan masalah segera. cara meningkatkan kecepatan surveilans:
- analisis sedekat mungkin dengan pelaporan data primer
- melembagakan pelaporan wajib untuk penyakit tertentu (notifable disease)
- mengikutsertakan sektor swasta melalui peraturan perundangan
- memfasilitasi agar keputusan diambil dengan cepat implementasi sistem umpan balik, teratur, dua-arah, dan segera.
2. Akurat yaitu hasil surveilans dengan sensitivitas dan spesifisatas tinggi, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan petugas dan infrastruktur pemeriksaan penunjang.
sasaran surveilans dibagi menjadi empat:
1. individu: deteksi dan monitor individu yang kontak dengan penyakit serius
2 penyakit: evaluasi terhadap laporan penyakit, bukan individunya
3. sindromik: pengawan terus menerus dari gejala (ct: demam)
4. laboratorium berbasis: deteksi penyakit infeksi pada strain melalui hasil lab
Karakteristik Surveilans efektif:
1. standar, seragam, reliable, kontinyu
- terdapat definisi kasus, alat ukur, dan prosedur yang standar
- surveilans secara kontinyu tentang insidensi penyakit untuk mendeteksi kecenderungan
- pelaporan reportable disease seminggu sekali
2. representatif lengkap
- harus menggambarkan kondisi sesungguhnya di populasi
- membutuhkan kapasitas petugas kesehatan yang cukup
3. sederhana, fleksibel, dan akseptabel
- sistem surveilans sederhan dan praktis, baik dalam organisasi, struktur, maupun operasi
- data yang dilaporkan relevan dan terfokus
- format laporan yang ridak digunakan dapat dibuang
Statistik vital yaitu proses pengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut guna mengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang vital di dalam suatu masyarakat, populasi, atau wilayah tertentu. rumus umum yang digunakan dalam statistik vital yang harus diketahui minimal ada 8 yaitu:
1. Insidensi: ini berguna untuk mengetahui angka kejadian dalam bentuk epidemiology, dan mengetahui besarnya determinan tertentu dengan pemaparan yang terjadi(populasi yang berisiko). ct: hitunglah prevalensi kasus kanker payudara dengan populasi berisiko usia wanita >40 thn.
rumus insidensi : jumlah kasus baru dalam suatu kurun waktu
jumlah populasi berisiko
2. Prevalensi: menyatakan jumlah kasus penyakit yang didiagnosis, hal ini digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat keberhasilan program yang sudah dijalani, dan membantu pelayanan kesehatan mengatur strategi.
rumus prevalensiL Jumlah kasus (baru dan lama) dalam suatu kurun waktu
jumlah populasi berisiko
3. Attack rate disease: menyerupai insidensi tapi sering digunakan untuk kasus akut dan dengan wilayah serta kondisi spesifik yang lebih kecil lingkupnya, dan durasi inkubasi yang singkat. cth: seperti food spesific attack rate/ kasus keracunan makanan.
rumus Attack rate disease: Jumlah kasus baru
Jumlah populasi berisiko
4. secondary attack rat: dari definisi hampir sama seperti attack rate tapi ini menghitung jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua. ct: dikelas banyak anak sakit mata, maka secondary attack rate menghitung jumlah anggota keluarga di rumah anak-anak tersebut berapa orang yang tejangkit.
rumus secondary attack rate: jumlah kasus baru sekunder (yang baru tertular
Jumlah risiko orang yang tertular (semua sampel)
5. Angka kematian ibu: hal ini terkait kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas (42 hari setelah persalinan)
rumus AKI: Jumlah kematian ibu (lihat di soal)
100.000 bati lahir hidup
6. Angka kematian neonatus: jumlah bayi usia <28 hari yang mati. bila pertanyaann mortalitiy rate maka angka 1.000 diganti dengan jumlah bayi lahir hidup tahun tersebut.
rumus AKN: Jumlah kematian neonatus (<28 hari)
1.000 bayi lahir hidup (konstanta)
7. Angka kematian bayi: jumlah bayi usia <1 tahun yang mati. bila pertanyaann mortalitiy rate maka angka 1.000 diganti dengan jumlah bayi lahir hidup tahun tersebut.
rumus AK Bayi : Jumlah kematian neonatus (<1 tahun)
1.000 bayi lahir hidup (konstanta)
8. Angka kematian neonatus: jumlah bayi usia <5 tahun yang mati. bila pertanyaann mortalitiy rate maka angka 1.000 diganti dengan jumlah bayi lahir hidup tahun tersebut.
rumus AK Balita: Jumlah kematian neonatus (<5 tahun)
1.000 bayi lahir hidup (konstanta)
Endemi adalah kejadian penyakit secara menetap yang sudah dapat diprediksi sebelumnya (malaria tidak mencapai angka 0 di papua)
Hiperendemis adalah angka kejadian endemis yang sangat tinggi
KLB adalah kejadian luar biasa dalam kurun waktu (jam, hari, bulan, atau lebih lama) bila memenuhi salah satu kriteria dibawah ini:
- kejadian sebelumnya tidak ada
- kematian meningkat terus menerus selama tiga kurun waktu
- kematian meningkat dua kali lipat dibanding kurun waktu sebelumnya
- jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan 2x lipat dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya
Wabah adalah KLB dengan skala yang lebih besar >4x lipat dengan wilayah terdampak lebih luas, waktu yang lebih lama serta dampak buruk yang timbul lebih berat.
- poin source: timbulnya penyakit cepat dengan masa inkubasi pendek, muncul penyakit jelas & hilangnya cepat (keracunan makanan)
- proplayed: timbulnya gejala penyakit yang lama masa inkubasi (Covid-19 masa inkubasi bisa sampai 14 hari)
Epidemi adalah kejadian penyakit yang baru, meningkat/ tidak dapat di prediksi (Covid-19 di Wuhan)
Pandemi adalah perluasan dari epidemi ke negara-negara tetangga atau dunia (Covid-19 di seluruh dunia)
Sporadis adalah penyakit jarang dan hanya terjadi dalam periode waktu tertentu yang tidak teratur
Isolasi adalah upaya memisahkan orang yang sakit (positif corona)
Karantina adalah upaya memisahkan orang sehat tapi kemungkinan sudah terpapar (PDP)
IKM - Sistem Pembayaran Kesehatan & BPJS
Program Jaminan Sosial BPJS diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Penyelenggaraannya dilaksanakan berdasarkan prinsip gotong royong, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, protabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. berikut adalah pertanyaan-pertanyaan seputar BPJS:
1. sampai kapan bayi yg baru lahir ditanggung oleh BPJS ibu?
Perpres no 82 thn 2018 menjelaskan pendaftaran bayi dalam program BPJS maksimal 28 hari setelah lahir dan BPJS akan aktif setelah itu, jadi saat umur 29 hari bayi sudah tidak ditanggung bpjs ibu ya.
2. bagaiman bila menunggak bayar BPJS 10 tahun?
Perpres no 19 thn 2016 ketentuan pada aturan ini menjelaskan maksimal membayar tunggakan selama 12 bulan dan ditambahkan dengan 1 bulan saati ini sehingga total yang harus dibayar adalah 13 bulan.
3. bagaimana sistem klaim rumah sakit kepada BPJS?
jenis pembayaran BPJS kepada rumah sakit sebagai pelayan kesehatan secara sistem paket INA-CBG. pihak BPJS akan membayarkan paling lama 15 hari setelah berkas klaim diajukan oleh rumah sakit dan telah diverifikasi, bila terlambat membayar maka BPJS denda 1%.
4. bagaimana jika ada pasien emergency, tetapi faskes tkt 1 nya di beda provinsi?
pasien tetap akan dilayani walaupun faskes pertamanya di beda provinsi dengan menggunakan prinsip portabilitas.
Pembagian anggota BPJS dan sistem pembayarannya dibagi menjadi 2 bagian besar:
1. Penerima Bantuan Iuran
A. APBN menggunakan dana jamkesmas
B. APBD menggunakan dana jamkesda
2. Non PBI
A. penerima upah
a. ASN:Pejabat daerah, pegawai pemerintah, PNS, Polri/TNI. biaya BPJS adalah 5% dari gaji untuk 5 anggota keluarga. 3% dibayarkan pemerintah + 2% dipotong dari gaji, bila anggota keluarga >5
maka potongan akan ditambah 1% (dengan syarat umur anak maasih <21 tahun)
b. Non: BUMN, BUMD, Pegawai swasta. biaya BPJS adalah 5% dari gaji untuk 5 anggota keluarga.4% dibebankankan kepada pemberi kerja dan 1% dipotong dari gaji.
B. Bukan penerima upah (mandiri)
C. Bukan pekerja
a. Pensiunan ASN
b. veteran kemerdekaan
c. investor/ pemberi kerja
Klaimkecelakaan oleh asuransi
1.BPJS: kecelakaan tunggal, FKTP kerjasama dengan BPJS, surat dari jasa raharja yang menunjukkan kecelakaan ini tidak ditanggung jasa raharja
2. BPJS Tenaker: kecelakaan berhubungan dengan pekerjaan, terjadi saat perjalanan ke tempat kerja, penyakit oleh lingkungan kerja.
3. Jasa Raharja: kecelakaan 2 atau lebih, kecelakaan angkutan umum, kecelakaan karena kesalahan supir yang sebabkan kecelakaan, kasus tabrak lari yang sudah terbukti dan mengurus lapor kepolisian. bila biaya perawatan <10 jt ditanggung sepenuhnya oleh jasa raharja. bila biaya 18 juta maka sisa 8 juta ditanggung oleh BPJS kesehatan menurut SKEB/6/2013 & No 285/ KTR/ VIII-04/1213
sistem pembayaran beserta kelebihan dan kekurangannya:
1. Fee for service/ out of pocket/ umum
keuntungan: penanganan maksimal tidak terbatas-batas
kekurangan: moral hazard/ melebihkan pelayanan, tujuan dokter untuk meningkatkan keuntungan
2. reimbursment pada Perusahaan/ asuransi
keuntungan & kerugian: seperti fee for service pembayaran pakai uang pribadi terlebih dahulu baru nanti di klaim kepada pihak ybs
3. kapitasi
keuntungan: jaminan pendapatan diawal tahun tergantung jumlah pasien, semakin efisien layanan semakin banyak pendapatan. dokter taat prosedur, menekankan pencegahan dan promosi kesehatan, yaitu metode yang diterapkan pada klinik pratama
kekurangan: underutilisasi/ pengurangan pelayanan, dokter banyak merasa dirugikan terutama pada pasien yang sedikit.
4. Gaji
keuntungan: dokter memiliki pendapatan tetap tiap bulan berdasarkan UKM (puskesmas/ kontrak swasta)
kekurangan: sering kerjasama dengan pihak lain untuk mendapatkan keuntungan tambahan, dokter cenderung melayani seadanya dan kurang optimal.
IKM - Klasifikasi Rumah Sakit
Klasifikasi Rumah Sakit di Indonesia
Klasifikasi Rumah Sakit di Indonesia
Tipe A: RS Pusat (RSPAD/ RSHS) terdapat dr subspesialis dan dr spesialis
Tipe B: RS Provinsi minimal memiliki 2, menampung rujukan dari RS Kabupaten. kadang terdapat dr subspesialis dan harus ada dr spesialis.
Tipe C: Pelayanan spesialis terbatas 4 bagian mayor
Tipe D: Pelayanan dokter umum dan dokter gigi
Tipe E: Pelayanan 1 bidang penyakit saja (RSJ Cisaruan, RS Pusat Otak Nasional, RS Dharmais, RS Harapan Kita, dll)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Kenapa harus menulis?
Menulis dapat membuat kita menjadi lebih baik. Menulis menyebarkan informasi yang bermanfaat. Dengan menulis kita dapat menghibur orang lain...

-
Pemeriksaan tiada lain tujuannya untuk mendapatkan tanda klinis yang berfungsi sebagai cara untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu keada...
-
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data informasi tentang kejadaian penyakit a...